Setelah gempa bumi berkekuatan 7.6 RS Sumatra Barat pada tanggal 30 September, Badan Nasional Pengelola Bencana (BNPB) melaporkan bahwa 220 meninggal (144 di Kota Padang; 62 di Kabupaten Padang Pariaman ; 14 di Kota Pariaman), dan beratus ratus orang terluka telah dirawat dirumahsakit; jumlah tersebut tampaknya masih akan bertambah.
Dilaporkan juga bahwa ratusan orang terperangkap dibawah gedung gedung yang runtuh. Dalam laporan awal telah terindikasi paling tidak 500 bangunan telah ambruk. Beribu ribu orang telah kehilangan tempat tinggal. Padang dan Pariaman merupakan tempat tempat terparah akibat gempa. Belum terdapat informasi tentang situasi di Mentawai, sementara diberitakan bahwa dampak gempa di kepulauan tersebut cukup terasa.
Pada tanggal 1 Oktober sebuah gempa bumi berkekuatan 7.0 RS telah terjadi di Provinsi Jambi pada kedalaman 10 km. Berdasarkan pernyataan dari Dinas Sosial, puluhan rumah rusak di 15 desa yang terkena gempa. Namun demikian belum terdapat laporan yang lebih rinci tentang gempa tersebut.
BMKG mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan akan terjadinya gelombang pasang antara dua dan tiga meter disekitar pantai barat Sumatra. Di Padang, beratus ratus rumah dan gedung-gedung yang telah ambruk dan kebakaran telah membuat warga terperangkap didalamnya.
Pemadam kebakaran sedang berjuang keras menangani api yang sedang membakar pasar dan rumah rumah penduduk. Beratus ratus orang terperangkap di hotel hotel: Ambacang and Bumi Minang, dan puluhan siswa juga terperangkap di reruntuhan sekolahnya. Aktifitas aktivitas rutin sehari hari terhenti; aktifitas aktifitas sekolah diliburkan; kegiatan kegiatan ekonomi pun ikut terpuruk; beberapa orang melaporkan bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan makanan. Kebanyakan pom bensin masih buka namun dengan antrian kenderaan yang begitu panjan.
Telekomunikasi, aliran listrik dan pengadaan air bersih mati total. Beberapa jalan dari daerah daerah sekitar terputus karena jalan yang hancur, jembatan yang ambruk , tanah lonsor yang menghabat distribusi bantuan.
Jalan ke pelabuhan Teluk Bayur terputus, tetapi pelabuhan berfungsing dengan baik. Minangkabau International Airport dan Tabing Airport sekarang sudah berfungsi baik kembali.
Masyarakat korban gempa terpaksa tinggal diluar rumah. dan mulai mengungsi ke tenda tenda umum. Upaya upaya SAR menghadapi tantangan karena hujan dan terbatasnya alat alat berat untuk memindahkan reruntuhan.
Di Bukittinggi, dilaporkan telah terjadi tanah longsor di beberapa area. Lonsoran telah menutup jalan di kecamatan Sicincin. Lalulintas telah dialihkan ke Maninjau yang dua kali lebih jauh dari pada jarak perjalanan normal. Akses jalan darat dari Bukittinggi, Medan dan Bengkulu terputus.
Read More......